PRESS RELEASE KAFE (Kajian Islam Fakultas Ekonomi) #12
“Spirit Nasionalisme Dalam Perspektif Islam”
Hari/Tanggal : Kamis, 19 Agustus 2021
Waktu :
16.00 – 17.40
Tempat :
Zoom Cloud Meeting
Pemateri : Ustadz Agus Supriyatna MSS., S.Pd.
Moderator : Muhammad Sabiq Ahsanul Haq
MC :
Muhammad Sabiq Ahsanul Haq
Agenda :
1.
Pembukaan oleh
MC
2.
Tilawah
3.
Pembacaan CV
Moderator
4.
Pemaparan materi
oleh pembicara
5.
Tanya jawab
6.
Doa penutup
7.
Penutupan oleh
MC
8.
Sesi
dokumentasi
BSO Al Iqtishodi mengadakan KAFE (Kajian Islam Fakultas Ekonomi) #12 dengan tema “Spirit Nasionalisme Dalam Perspektif Islam” dimulai pada pukul 16.00 WIB diawali dengan pembukaan acara oleh MC dengan memperkenalkan diri dan pembacaan tata tertib. Setelah itu dilanjutkan MC mempersilahkan peserta untuk mendengarkan tilawah yang dilantunkan oleh salah satu panitia. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan CV pembicara oleh moderator. Lalu setelah itu moderator memberi waktu kepada Ustadz Agus Supriyatna MSS., S.Pd. untuk mulai menyampaikan materi kepada peserta KAFE #12. Beliau memaparkan materi mengenai Spirit Nasionalisme Dalam Perspektif Islam. Kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Setelah itu ada penyerahan sertifikat untuk pembicara. Kemudian acara secara selanjutnya adalah doa penutup yang di pimpin oleh salah satu panitia. Setelah itu acara ditutup oleh MC dan diakhiri dengan sesi dokumentasi.
Materi yang disampaikan oleh Ustadz Agus Supriyatna MSS., S.Pd.
Kalimat popular di kalangan ulama:
“Hubbul Wathon Minal Iman”
Cinta tanah air adalah sebagian
dari iman
Artinya adalah bahwa ketika kita berada di suatu negeri, sudah menjadi kewajiban kita untuk menjaga, membela, mencintai, memelihara, dan memakmurkan karena itu adalah sebagian dari iman.
Pengertian
Nasionalisme
· Nasionalisme
adalah sebuah ideology sekaligus merupakan satu bentuk perilaku (behavior).
· Nasionalisme
adalah sebuah cita-cita yang ingin emberi batas antara bangsa kita dengan
bangsa lain.
· Nasionalisme adalah ibarat satu koin yang mempunyai dua sisi lainnya adalah etnisitas. Tidak ada nasionalisme tanpa elemen politi, sementara substansinya tidak bisa lain keculai sentiment etnik.
Nasionalisme
itu harus dipahami bukan sebagai bentuk pemikiran yang sifatnya tidak menjadi
definisi yang disepakati, nasionalisme itu ada prinsip umum, artinya sebuah
pemahaman, sebuah ideology umum yang mengikat antar orang-orang yang berada di
suatu negeri atau suatu kebangsaan.
Konsep
Nasionalisme Dalam Perspektif Ilmu Sosial Dan Politik
·
National,
sebagai masalah kebangsaan yang menyeluruh seperti terkandung antara lain dalam
istilah kepentingan nasional (national
interest), keamanan nasional (national
security), dan pertahanan nasional (national
defence).
·
Nationalism,
sebagai
semangat kebangsaan yang dilandasi oleh rasa sebangsa dan setanah air serta
senasib sepenganggungan.
·
Nationality,
sebagai
pengalaman warganegara yang sadar hak dan kewajiban dalam segala bidang,
disamping itu nationality atau
identitas nasional melekat pada warganegara yang memegang paspor. Identitas
tersebut antara lain berupa bendera kebangsaan (national flag).
·
Nationhood,
sebagai
kualitas kesadaran setiap warganegara terhadap semua masalah national, nationalism, nationality.
Ir.
Soekarno, perspektif nasionalisme Indonesia:
Pertama, nasionalisme Indonesia bukan nasionalisme sempit (chauvinism) tetapi nasionalisme yang mencerminkan perikemanusiaan (humanism, internasionalsme); kedua, kemerdekaan Indonesia tidak hanya bertujuan untuk menjadikan Negara yang berdaulat secara politik dan ekonomi, tetapi juga mengembangkan kepribadian sendiri atau kebudayaan yang “bhinneka tunggal ika”
Bung Karno menjelaskan
bahwa ketika ada suatu Negara atau komunitas manusia mengalami penjajahan atau
kolonialisme maka yang melakukan penjajahan dan kolonialisme ia adalah musuh
bagi Indonesia. Maka saat ini hubungan Indonesia dengan israel itu jelas,
karena spirit Indonesia humanis, selama israel menjajah Palestina, Bung Karno
mengatakan israel musuh Indonesia.
Sikap
Terhadap Isme
Sikap Islam Terhadap Isme Faham atau Ideologi adalah “Menimbang dengan Islam. Yang sesuai disambut. Yang tidak sesuai, berlepas darinya. Islam bersifat universal dan integral. Tidak ada sisi baik yang ada pada sebuah Isme, kecuali sudah terangkum dalam Islam.”
Berbicara
mengenai perlakuan adil apabila kita diperangi, Allah SWT telah menjelaskan
pada surah :
Maka dari itu Islam adalah agama yang tidak pernah memerangi nasionalisme yang produktif dan membangun sumber kebahagiaan serta solidaritas. Ada suatu kisah pada pemilihan ketua senat, salah satu kandidat diberikan pertanyaan mengenai musuh mereka, dan kandidat ketua senat iut pun menjawab dengan jawaban yang indah, ia tidak menyebutkan kandidat lainnya adalah musuh, namun ia menebutkan bahwa musuhnya adalah yang mengajak pada kejahatan, kedzaliman.
Ada
salah satu hadits mengenai mencintai dan membela tanah air, serta membela hak
termasuk dalam syahid:
Barangsiapa
yang terbunuh karena membela hartanya maka ia syahid, dan barangsiapa terbunuh
karena membela dirinya maka ia syahid, dan barangsiapa yang terbunuh karena
mempertahankan agamanya maka ia syahid, dan barangsiapa yang terbunuh karena
mempertahankan keluarganya maka ia syahid. (HR Abu Daud
dan al-Tirmizi. al-Tirmizi berkata bahwa ini adalah Hadis hasan sahih)
Nasionalisme
Kerinduan
Cinta Tanah
Air, maka nasionalisme kerinduan adalah hal yg telah tertanam dalam Fitrah
manusia, dan diperintahkan oleh Islam. Maksudnya adalah nasionalisme yang
berakar pada cinta. Tempat yang kita anggap sebagai rumah bagaimanapun
bentuknya, elit atau tidak elit, suci atau tidak suci kita akan mencintai dan
ada perasaan memiliki terhadap tempat tersebut. Bahkan Baginda Muhammad SAW
tetap mencintai dan merindukan kota Makkah pada saat beliau sudah hijrah ke
Madinah.
“Dari Ibnu Abbas RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, 'Alangkah baiknya engkau (Mekkah) sebagai sebuah negeri, dan engkau merupakan negeri yang paling aku cintai. Seandainya kaumku tidak mengusirku dari engkau, niscaya aku tidak tinggal di negeri selainmu” (HR Ibnu Hibban).
Rasulullah SAW sampai bermunajat kepada
Allah karena begitu cintanya beliau kepada kota Makkah dan kepada kota Madinah,
tempatnya setelah berhijrah dari kota
Makkah.
“Ya Allah, jadikan kami mencintai
Madinah seperti cinta kami kepada Makkah, atau melebihi cinta kami pada
Makkah.” (HR al-Bukhari 7/161)
Nasionalisme
Kebebasan Dan Kehormatan
Nasionalisme untuk sungguh sungguh
membebaskan tanah air, upaya merdeka, menanamkan kehormatan dan kebebasan jiwa
karena Islam menegaskan hal itu. Artinya adalah tidak ada penindasan, tidak ada
lagi kolonialisme, menghormati hak-hak masyarakat, dan menghormati hak-hak
antarindividu, serta menghormati kebebasan berpendapat. Namun tentu setiap kebebasan
itu ada tanggung jawab dan ada hukumnya. Maka perlu diperhatikan akhlak,
perilaku dan adabnya.
Nasionalisme
Kemasyarakatan
Nasionalisme untuk memperkuat ikatan
antar masyarakat dan bangsa dan membimbing menemukan cara pemanfaatan kokoh nya
ikatan tersebut guna kepentingan bersama, maka Islam telah mengajarkan
nasionalisme tersebut. Artinya ada penguatan didalam elemen-elemen suatu Negara
yaitu komunitas, individu-individu sosial yang ada dalam masyarakat dengan
memakmurkan mereka, mengembangkan mereka, memberdayakan mereka, maka itulah
makna nasionalisme.
Nasionalisme
Pembebasan
Nasionalisme untuk pembebasan negara dan
kepemimpinan dunia, Islam telah mewajibkan dan mengarahkan pembebasan yang
berkah dan Pemakmuran yang utama.
Nasionalisme Kefraksian
Nasionalisme yang memecah belah menjadi
fraksi atau kelompok yang bermusuhan, dendam, menuduh, dan tipu daya. dukung
sistem yang dipandu syahwat, ambisi dunia dan kepentingan sendiri. Fanatisne
kelompok sendiri dan kepentingan sendiri. Nasionalisme semacam ini palsu dan
tidak selaras dengan Islam dan kebaikan secara universal.
Batas Nasionalisme
Tujuan Nasionalisme
Islam
1.
Aqidah
Maknanya adalah tauhid.
2.
Seluruh makhluk
Non Islam
1. Teritorial dan
2. Geografis negara
Sesi Tanya Jawab
· Pertanyaan pertama
Pertama, disaat kemerdekaan ini disisi lain di Timur Tengah juga ada konflik yaitu masalah Taliban di Afganistan. Khawatirnya saat ada konflik senjata tetapi Indonesia misalnya dianggap ikut campur dan pasti banyak anggapan “ngapain ngurusin Negara orang” padalah seperti yang tadi disebutkan Indonesia adalah Negara atas perdamaian dunia. Bagaimana kita menyikapi konflik persenjataan di Taliban, Afganistan, agar kita tahu mungkin ini ada gencatan senjata politik yang ditunggangi terhadap pemerintahan yang sah di Afganistan?
Kedua, banyak fenomena-fenomena nasionalisme yang berujung menurun, terutama generasi milenial dan generasi Z yang mana mereka sudah mengarah pada K-pop, dan sejenis gaming. Hal tersebut yang membuat budaya Indonesia menurun, apalagi misalnya pada sosmed, mereka seperti enggan mencari informasi dan menelusuri sejarah Indonesia. Bagaimana kita sebagai peran pemuda tetap menjunjung tinggi terhadap Indonesia dan tidak mengarah pada K-pop?
Jawaban:
Salah satu bentuk kematangan kita
berbangsa dan bernegara adalah kita jangan terlalu terbawa pada isu atau sebuah
pemberitaan. Tetapi mampu memlihat pola dan gerakan, yang dimaksud dengan pola
itu adalah membuat alternatif-alternatif
besar untuk merekrut isu dan pemberitaan. Maka, kita perlu mensyiarkan
kabar-kabar kebaikan kita, seperti gerakan media, gerakan mahasiswa, gerakan
kemakmuran masjid, gerakan ekonomi.
Mahasiswa punya nilai lebih untuk
bangkit dan mengambil tanggung jawab dalam penindasan kebodohan dan lainnya.
Ketika mahasiswa dekat dengan penguasa, ketika mahasiswa dekat dengan pemimpin
serta penguasa ekonomi, jangan dilihat sebagai pengkhianatan, tapi lihat dari
agenda apa yang sedang dilakukan, lihat dari pola gerakan dan strategi apa yang
dipelajarinya. Maka itu yang menjadi jalan kebaikan kita, menjadi jalan
kehadiran kita ketika melihat suatu
kebersamaan, tidak melulu dilihat dari isu.
·
Pertanyaan
kedua
Bagaimana cara membumikan pancasila
dalam menghadapi iklim kompetitif dunia kerja yang mungkin saat ini banyak
terjadi saling meninggalkan ataupun menjatuhkan.
Jawaban:
Makna membumikan pancasila selama
ini selalu melihat islam sebagai kesamaan yang bisa menjawab tantangan di akhir
zaman dan masih dipercaya oleh masyarakat sebagai kekuatan yang memang
terbukti. Ketika kita mengerjakan sesuatunya karena Allah SWT, maka kita tidak
akan menghinakan yang lain, atas dasar perbedaan agama sekalipun, apalagi
perbedaan tanah kelahiran, perbedaan kehebatan bangsa dan Negara, kehebatan
suku dan lainnya.
Jazakumullah Khairan Katsir, Sampai
jumpa dilain kesempatan
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh.
Komentar
Posting Komentar