[PRESS RELEASE KAJIAN ISLAM EKONOMI (KAFE) MARET]
1.
Kamis,
17 Maret 2016
Gd. N-104
Ust. Sulaiman
“Keajaiban Berinfaq dan Shadaqah”
Infaq adalah memberikan segala
sesuatu dijalan Allah yang bermakna kebaikan. Infaq dapat diberikan dengan
harta dan jiwa kepada siapapun yang membutuhkan, terutama saudara terdekat kita
Manfaat infaq bagi diri sendiri yaitu
dapat menyucikan hati dari segala penyakit hati seperti iri , dengki, dendam,
riya, dll. Untuk orang lain, dapat memenuhi kebutuhan pihak yang membutuhkan
“Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan
Dia-lah Pemberi rizki yang terbaik” [Saba’/34 : 39]
Disaat kita ikhlas dan yakin terhadap
infaq yang kita salurkan dijalan Allah, maka Allah akan menggantikan dengan
berlipat ganda baik di dunia maupun di akhirat.
Seperti sahabat Ustman bin Affan yang
mengambil alih kepemilikan sumber air untuk kepentingan umat Muslim. Dari
contoh tersebut maka dapat diambil hikmah bahwa sebagai seorang Muslim harus
kaya untuk dapat berinfaq dan bermanfaat bagi orang lain dijalan Allah.
“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan
dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir) ; sedang Allah menjanjikan untukmu
ampunan daripadaNya dan karunia. Dan Allah Mahaluas (karuniaNya) lagi Maha
Mengetahui” [Al-Baqarah/2: 268].
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1.
Kamis,
24 Maret 2016
Gd. N-102
Ust. Ilyas
“Kisah Salman Al-Farisi dalalm Mencari Kebenaran Sejati”
Salman Al-Farisi merupakan sahabat
Nabi yang lahir dari bumi Iran (Persia) yang memiliki kemauan menempuh
perjalanan menuju kebenaran.
Setelah perjalanan panjang mencari
kebenaran, berbagai ahli kitab dari berbagai agama telah ia datangi, kemudian
Salman Al-Farisi akhirnya memeluk agama Islam yang menjadi rahmat bagi seluruh
alam dan mengambil bagian penting dalam sejarah Islam sendiri.
Salman menjadi ahli strategi perang
atau siasat perang dalam Perang Khandaq yang artinya beliau memiliki pemikiran
yang luar biasa cerdas.
Kepintaran dan kecerdasannya membuat
Rasul dan para sahabat-sahabat lain kagum dengannya, maka tak heran jika Ali
bin Abi Thalib memberikan julukan kepada beliau dengan julukan Lukmanul Hakim.
Kepribadian luhur terukir dalam
jiwanya bijaksana dalam memimpin, sederhana dalam hidup, dan cerdas dalam
berfikir itu yang menghiasi kepribadian Salman selama hidupnya.
PELAJARAN
YANG DAPAT DIPETIK:
- Di
antara hasil/buah mentaati kedua orang tua adalah dicintai orang.
- Masuk
penjara, cekal, rantai adalah cara musuh Islam menghalangi kaum muslimin
dalam menegakkan agama Allah.
- Jika
gigih memperjuangkan keimanan maka urusan dunia terasa ringan.
- Berpegang
pada keimanan lebih kokoh dari seluruh rayuan.
- Hendaknya
seorang mukmin senantiasa siap mental menghadapi segala kemungkinan.
- Terkadang
orang-orang jahat mengenakan pakaian/menampakkan diri sebagai orang
baik-baik.
- Jalan
mencapai ilmu tidak bisa ditempuh melainkan dengan senantiasa dekat dengan
orang yang berilmu.
- Barangsiapa
bertakwa kepada Allah niscaya Allah memberikan jalan keluar dari
problematika hidupnya.
- Takaran
keimanan seseorang adalah mencintai dan membenci karena Allah.
- Di
antara akhlak terpuji para nabi adalah mau mendengarkan seseorang yang
sedang berbicara dengan baik.
- Seorang
pemimpin hendaknya senantiasa memantau kondisi bawahannya.
- Diperbolehkan
membeli budak dari tawanan perang, menghadiahkan dan memerdekakannya.
- Saling
tolong menolong adalah gambaran dari wujud hidup bermasyarakat.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1.
Kamis,
31 Maret 2016
Pelataran Gd. L
Ust. Muhammad Yusuf
“Mahasiswa Muslim yang Aktif dan Berprestasi”
Setiap mahasiswa memiliki definisi
masing-masing terhadap prestasi. Untuk itu sebagai mahasiswa diharuskan membuat
target prestasi yang pasti untuk kita capai.
Ciri mahasiswa muslim berprestasi,
yaitu memiliki aqidah yang lurus, akhlaq yang baik, dapat memerangi hawa nafsu,
jiwa dan raga yang kuat, akal yang cerdas, dan bermanfaat bagi sekitar.
Bersungguh-sungguh dalam menuntut
ilmu, aktif didalam kelas ketika diskusi atau materi yang disampaikan oleh
dosen.
Seorang muslim diharuskan untuk
menjadi seorang yang berprestasi. Bukan hanya prestasi dunia saja yang dicari,
tetapi prestasi akhirat juga penting untuk dicapai.
Jika hanya mengejar prestasi
dunia,maka tidak akana ada habisnya. Karena indikator duniawi tidak ada
batasnya. Terlalu banyak asumsi public yang didengar.
Oleh karena itu, harus diimbangi
dengan prestasi akhirat. Prestasi akhirat bukan hanya sekedar rajin sholat,
rajin zakat, rajin puasa, dll. Tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita
bisa melakukan semua amalan yang baik tersebut dengan ikhlas dan mengharap
ridha dari Allah Ta’ala. Sehingga pada akhirnya akan berbuah surga.
Sebagaimana Rasulullah Shallallahu
‘alaihi Wa Sallam yang selalu mengevaluasi ibadahnya. Padahal beliau adalah
orang yang sudah dijamin masuk surga. Untuk itu sepatutnya menjadikan
Rasulullah sebagai suri teladan yang baik untuk kehidupa kita.
Adapun indikator orang-orang yang
beruntung di akhirat adalah orang-orang yang khusyu’ dalam sholatnya (QS.
Al-Mu’minun: 1-2)
Sedangkan indicator orang-orang yang
celaka dalam sholatnya ialah orang-orang yang lalai dalam sholatnya (QS.
Al-Ma’un: 4-5)
Mencari ilmu yang banyak tentang
agama dan dunia dalam hal yang umum, tetapi focus kepada spesialisasi yang kita
minati dan kita memiliki kompetensi
didalam hal tersebut.
Komentar
Posting Komentar